ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GO
B. GONORE (GO)
ü
Definisi
Adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Neiserria
gonorrhoeae. Ada masa tenggang selama 2 – 10 hari setelah kuman masuk kedalam
tubuh melalui hubungan seks
-
Pada sekitar 50% penderita gonore, ditemukan infeksi
trikomoniasis dan / atau klamidia yang menyertainya.
-
Cara penularan hampir semuanya melalui kontak seksual
ü
Insiden
-
30 50% kasus dengan strain yang resisten terhadap
pengobatan PPNG (PenicillinaseProducing Neisseria Gonorrhoeae)
-
Diatas 0,5 – 7% pada wanita hamil
-
60 – 80% kasus adalah asimptomatik
ü
Patofisiologi
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus,
konjungtiva dan farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas
deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar
Skene, Bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita.
ü
Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah dan
bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya
nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada
perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada
saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan. Akibat penyakit
GO, pada laki-laki dan perempuan seringkali berupa kemandulan pada perempuan
bias juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru
lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
ü
Komplikasi
-
Dermatitis
-
Artritis
-
Endokarditis
-
Mioperikarditis
-
Meningitis
-
Hepatitis
ü
Terapi
-
Sejak tahun 1940-an Gonore telah diobati dengan
penisilin. Pengobatan dosis tunggal adalah dengan prokain penisilin G yang
diberikan intra-muskular, atau ampisilin IM, kedua-duanya didahului dengan
pemberian probenesid oral. Kini telah ditemukan di seluruh dunia strain yang
resisten terhadap penisilin, namun dapat diatasi dengan beberapa rejimen,
tergantung pada karakteristik pasien dan organisme yang mengin-feksinya.
Ohat-obat non-penisilin yang lazim adalah spektinomisin atau seftriakson IM.
Tetapi tidak satu pundi antara obat-obat itu yang dapat membasmi infeksi
klamidia yang menyertainya. Rejimen dosis majemuk yang juga dapat mengatasi
infeksi klamidia adalah tetrasiklin atau doksisiklin oral; jika tetrasiklin
merupakan kontraindikasi maka dapat diberikan eritromicin.
C.
Chancroid, Limfogranuloma venerum, Granuloma Ingunale
-
Chancroid, limfogranuloma venereum, dan granuloma inguinale
adalah tiga PHS bakterial yang tidak sering terjadi di Amerika Serikat tetapi
sering di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan; tetapi, dengan bertambahnya
imigran dari Asia dan Amerika Selatan, maka insidennya juga ikut meningkat.
Chancroid atau chancre lunak ditandai dengan ulserasi genitaiia yang
nyeri dan cepat tim-bulnya, disebabkan oleh Haemophilus ducreyi. Kelenjar limfe
inguinalis dapat membengkak, meradang, dan supuratif (bubo). Komplikasinya berupa
fimosis, striktur uretra, dan kerusakan ja-ringan ikat yang hebat. Pada tahun
1988, 5000 kasus dilaporkan di Amerika Serikat. (Department of Health and
Human Services, 1989). Diagnosis ditegakkan berdasarkan penemuan klinis, telah
disingkirkannya PHS lainnya, dan jika memungkinkan identifikasi dan
kulturorganisme dari eksudat. Pengobatan terdiri dari pemberian eritromisin 2
g/hari atau trimetoprim/sulfametoksasol (160 dan 800 mg) dua kali sehari seiama
10sampai 14 hari.
-
Granuloma Inguinale
Granulcma inguinale atau donovanosis adalah PHS granulomatosa kronik
yang melibatkan kulit dan saluran limfatik daerah genitaiia dan anal. Diduga
disebabkan oleh basil intraselular gram negatif yang ditemukan di dalam sel
mo-nonuklear, dan disebut sebagai Calymmatobacterium granulomatis atau badan
Donovan. Granuloma inguinale jarang terdapat di daerah beriklim sedang, tetapi
tersebar luas pada beberapa daerah tropis dan subtropis. Diagnosis berdasarkan
observasi klinis dari lesi granulomatosa yang cerah, berwarna merah seperti
daging sapi, dan dipastikan dengan pemeriksaan mikroskopik yang menunjukkan
badan Donovan. Pengobatan pilihan adalah tetrasiklin 2 g/hari selama 10 hari
atau sampai lesi menyembuh.
-
Limfrogranuloma Veberum
Adalah penyakit menular seksual yang mengenal system pembuluh Limfe dan
kelenjar Limfe terutama pada daerah genital, Inguinal, anus dan rectum.
Etiologi : Bakteri Clamydia trachomatis
Limfogranuloma venereum (LGV) adalah PHS kiamidia yang ditandai oleh lesi
primer se-mentara yang diikuti dengan limfangitis supuratif dan komplikasi lokal
yang serius seperti elefantiasis genitalia; striktura; dan fistula penis,
uretra, serta rektum. LGV disebabkan oleh sejumlah Chlamydia trachomatis imunotipe
tertentu, yang berbeda dengan tipe yang menyebabkan infeksi kiamidia non-LGV.
Diagnosis LGV berdasarkan tes serologis positif atau identifikasi C. trachomatis
serotipe LGV dari jaringan yang terinfeksi. Pengobatannya adalah dengan
tetrasiklin 500 mg setiap 6 jam selama 10 sampai 14 hari.
D.
Infeksi Chlamydra Trochomatis
-
Infeksi klamidia pada traktus genitalia disebabkan oleh
Chlamydia Trachomatis
-
Infeksi yang
diinduksi oleh klamidia pada traktus genitalia wanita adalah servicitis,
uretritis, salpingitis, perihepatitis (sindrom fitz-hogh-curtis) dan
endrometritis.
v
Tanda dan gejala
Pada wanita :
a.
Keluarnya cairan dari alat kelamin atau keputihan encer
berwarna putih kekuningan.
b.
Rasa nyeri di rongga panggul
c.
Perdarahan setelah hubungan seksual
Pada Laki-laki
d.
Rasa nyeri saat kencing
e.
Keluar cairan bening dari saluran kencing
f.
Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering
keluar dan bercampur darah.
v
Terapi
Pengobatan perlu untuk mencegah komplikasi serius dari infeksi klamidia;
pasangan yang asimtomatik juga harus diobati, karena tingkat penularan antara
pria dan wanita tinggi. Tetrasiklin adalah pengobatan pilihan. Preparat oral
selama 10 hari bermanfaat efektif. Wanita hamil dan neonatus diobati dengan
eritromisin.
2.3. Virus
- Herpes Genitalis
Adalah infeksi akut oleh herpes simpleks tipe I atau II yang ditandai
adanya vesikel berkelompok di atas kulit yang eritmatosa yang mukokutan
-
Etiologi : Virus Herpes simpleks
-
Insiden : di AS 10 – 40 juta orang mengidap HSV-2
-
Tanda dan gejala :
- Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang
sangat nyeri pada sekitar alat kelamin
- Lemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering
mengerak, lalu hilang sendiri.
- Gejala kambuhlagi seperti di atas namun tidak senyeri
tahap awal bila ada factor pencetus (stress, hadi, minuman / makanan
beralkohol) dan biasanya menetap hilang timbul seumur hidup.
-
Lesi-lesi herpes genitalis biasanya disebabkan oleh
virus herpes simpleks tipe 2 (HSV tipe 2) (75% sampai 80%), dan lesi-lesi herpes
oralis biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV tipe 1) (20%
sampai 25%). Cara penularan primernya adalah melalui kontak seksual. Secara
klinis dibedakan infeksi herpes primer dan infeksi herpes rekuren.
Infeksi primer dimulai 2 sampai 20 hari setelah terpapar. Infeksi genitalia
HSV tipe 1 dan 2 secara identik. Individu dengan riwayat lesi oral dan antibodi
HSV tipe 1 cenderung untuk menderita HSV
tipe 2 yang tidak begitu berat. Infeksi primer dapat menimbulkan lesi atau
gejala yang ringan atau tidak ada sama sekali. Tetapi, pada wanita, infeksi
herpes genitalis primer secara khas ditunjukkan oleh adanya vesikel tnultipel
pada labia mayora dan minora, menyebar pada perineum dan paha, yang kemudian
berlanjut menjadi tukak yang sangat nyeri.
-
Terapi
Tidak ada pengobatan yang membasmi HSV, terapi local untuk meredakan
nyeri biasanya menolong. Asiklovir (antivirus) telah menunjukkan manfaat dalam
memperpendek fase ulseratif dan lamanya virus bersembunyi, dan jika dipakai
terus-menerus dapat mengurangi frekuensi penyembuhan.
- Kandiloma Akuminata
Adalah kutil pada daerah genetalia yang disebabkan oleh kuman
papilomavirus (HPV), yaitu virus dari kelompok papova yang berbeda dengan virus penyebab kutil pada
umumnya.
ü
Tempat Infeksi biasanya pada daerah yang lembab
-
Urogenital
-
Perineum
-
Perianal
-
Frenulum
-
Sulkus koronarius
-
Sepanjang batang penis
-
Glands penis, dll
ü
Tanda dan Gejala
-
Adanya kutil yang berwarna coklat, merah muda atau
putih
-
Satu kutil dapat tumbuh berlipat ganda seperti kembang
kol
-
Iritasi local
-
Pruritus
-
Rasa terbakar
-
Ulserasi
-
Infeksi bakteri sekunder
ü
Pengobatan
Pengobatan kutil eksternal adalah dengan resin podofilin
kaustik25%dalamtingtur benzoin, yang ditutulkan oleh dokter dan dibiarkan
kering. Pengobatan ini paling efektif pada kutil lembab yang baru, tetapi
bersifat iritatif lokal dan menim-bulkan rasa sakit, edema, dan ulserasi.
Absorpsi sistemik dapat terjadi, terutama jika ditutulkan pada permukaan
mukosa. Efek samping sistemik terdiri dari gangguan saluran cerna, takikardia,
neuropati perifer, penyakit ginjal, koma dan ke-matian. Obat ini bersifat
teratogen dan meru-pakan kontraindikasi absolut selama kehamilan. Daerah yang
diobati hams dicuci bersih 4 sampai 6 jam setelah pemberian untuk membuang
sisa-nya. Terapi-terapi yang lain adalah krioterapi, eksisi bedah, elektrokauterisasi,
dan laser CO2. Tingkat kekambuhan dapat setinggi 33% karena infeksi laten pada
kulit sekitar kutil. Penting sekali bagi pasien untuk terus berkunjung ke
dokter supaya dapat dilakukan tindak lanjut dan pe-ngamatan terhadap timbulnya
perubahan-peru-bahan keganasan.
- HIV / AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
-
AIDS adalah singkatan dari Aquired Immune Deficiency
Syndrome. Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV..HIV sendiri
adalah singkatan dari Human Immuno Virus. Orang yang terinfeksi oleh virus ini
tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan
tubuhnya menurun terus secara drastis.
-
Etiologi
Human Immunodeficiency Virus (HIV), yaitu suatu retrovirus – RNA yang
dapat menimbulkan disfungsi imunologi pada Limfosit T-4 Helper
-
Insiden / perkembangan Epidemiologi
Dalam studi kohort dari Lifson, 1989, pada pria homoseksual dan biseksual
di California yang diketahui mempunyai HIV seropositif sebelum Januari 1981
(uji ini memakai sampel darah yang disimpan), ternyata 52% di antaranya
mengidap AIDS pada tahun 1989. Diperkirakan 54% orang yang mempunyai HIV
seropositif akan menderita AIDS dalam 10 tahun mendatang, 15% dalam 5 tahun. DaJam
laporan Coolfiont pada tahun 1986, dinyatakan bahwa 2 juta individu di Amerika
Serikat terinfeksi oleh HIV-1. Saat ini, factor risiko terkuat bagi
perkembangan AIDS adalah waktu; semakin lama waktu berlalu, individu yang terinfeksi
semakin mungkin menderita AIDS. Pada bulan April 1991, 164.000 penduduk Amerika
Serikat te\ah didiagnosis mengidap AIDS. Akibatnya 102.802 orang telah
meninggal.
Pada tanggal 29 Pebruari 1991, Negara bagian yang menduduki sepuluh
peringkat teratas dalam jumlah pasien yang didiagnosis AIDS adalah sebagai
berikut :
New York : 35.823
California : 31.566
Florida : 14.847
Texas : 11.901
New Jersey : 10.753
Puerto Rico : 5.305
Illinois : 4.938
Pennsylvania : 4.586
Georgia : 4.482
Massachusetts : 3.510
Kota New York terus menjadi sumber epidemic di Amerika Serikat. Kota-kota
metropolitan yang paling banyak terjangkit adalah :
New York City, New York : 31.082
Los angeles, California : 11.062
San Fransisco, California : 9.717
Houston, Texas : 5.010
Washington, DC : 4.770
Miami, Florida : 4.509
Newark, Bew Jersey : 4.497
Chicago, Illinois : 4.170
Philadelphia, Pennnsylvania : 3.468
Atlanta, Georgia : 3.424
-
Patofisiologi
Pada awal tahun 1980, jelas terbukti bahwa AIDS adalah bentuk spektrum
imunologis dan klinis yang paling ekstrim dari infeksi oleh HIV-1. Kasus AIDS
mencerminkan adanya infeksi HIV
pada watctu jauh sebelumnya. Akhir-akhir ini cukup banyak yang kita
ketahui tentang patologi dari HIV, dan ini banyak bermanfaat dalam usaha-usaha
intervensi pengobatan, pengurangan risiko, dan perubahan perilaku. Agar
usaha-usaha ini bisa berjalan efektif, perlu sekali untuk mengetahui
imunopatogenesis dari HIV.
HIV yang dulu disebut sebagai HTLV-III {human T ceil lymphoiropic virus
Tipe III) atau LAV (lymphadenopathy virus), adalah virus sitopatik dari famili
retrovirus. Virus ini ditransmisikan melalui kontak seksual, darah atau produk
darah yang terinfeksi, dan cairan tubuh tertentu, serta melalui perinatal.
Virus tidak ditransmisikan melalui kontak biasa. Virus memasuki tubuh dan
terutama menginfeksi sel yang mempunyai mo-lekul CD4. Kelompok sel terbesar
yang mempunyai molekul CD4 adalah limfosit T4. Sel-sel target lain adalah
monosit, makrofag, sel dendrit, sel Langerhans dan sel mikroglia. Setelah
me-ngikat molekul CD4, virus memasuki sel target dan melepaskan selubung
luarnya. RNA retrovirus ditranskripsi menjadi DNA melalui transkripsi
terbalik. Beberapa DNA yang baru terbentuk saling bargabung dan masuk ke dalam
sel target dan membentuk provirus. Provirus dapat meng-hasilkan protein virus
baru, yang bekerja menye-rupai pabrik untuk virus-virus baru. Sel target normal
akan membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya, dan dalam proses ini
provirus juga ikut menyebarkan anak-anaknya. Secara klinis, ini berarti orang
tersebut terinfeksi untuk seumur hidupnya. Jika sel yang terinfeksi ini dipacu
untuk memproduksi virus, demikian juga sel target (sel hospes) akan dirusak dan
virus akan keluar darinya.
Masih belum jelas faktor-faktor apa yang menjadi aktivator bagi produksi
virus itu. MungKin sekali agen endogen seperti sitomegalovirus fCMV) atau virus
Epstein-Barr (EBV) ikut berperan. MUngkin juga termasuk faktor-faktor lain
seperti yang merusak sistem kekebalan.
-
Tanda dan Gejala
Sesudah terjadi infeksi virus HIV awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala
khusus. Tetapi gejala yang muncul
biasanya berupa :
-
Demam
-
Keringat malam
-
Sakit Kepala
-
Kemerahan di ketiak, paha / leher
-
Diare yang terus menerus
-
Penurunan berat bdan secara cepat
-
Batuk, dengan atau tanpa darah
-
Bintik ungu kebiruan pada kulit
-
Pemeriksaan Diagnostik
Ada dua pemeriksaan yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antibodi
terhadap HIV-1. Yang pertama adalah ELISA (enzyme- linked immunosorbent assay),
bereaksi terhadap antibodi yang ada dalam serum dengan memperli-hatkan warna
yang lebih tua jika terdeteksi antibodi virus dalam jurrilah besar. Pemeriksaan
ELISA mempunyai sensitifitas 93% sannpai 98% dan spesifitasnya S8% sampai 99%
(Kuhnl, 1985). Tetapi hasil positif palsu (atau negatif palsu) dapat berakibat
luar biasa, karena akibat -nya sangat serius. Oleh sebab itu, pemeriksaan ELISA
diulang dua kali, dan jika keduanya me-nunjukkan hasil positif, dilanjutkan
dengan pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu Western blot. Pemeriksaan
Western blot juga dilakukan dua kali. Pemeriksaan ini lebih sedikrt memberikan
hasil positif palsu atau negatif palsu. Lihat kotak di sebelah kanan mengenai
keterangan untuk pembacaan hasil pemeriksaan ELISA dan Western blot. Jika
seseorang telah dipastikan mempunyai seropositif terhadap HIV, maka dilakukan
pemeriksaan klinis dan imunologik untuk menilai keadaan penyakitnya, dan mulai
dilakukan usaha untuk mengendajikan infeksi.
-
Terapi Pengobatan
Sampai sekarang, nelum ditemukan cara pengobatan yang tuntas, saat ini
yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan
tubuhnya.
-
Cara agar terhindar dari HIV / AIDS
1.
Tidak berganti-ganti pasangan tetap dan menghindari
hubungan seksual di luar nikah
2.
Menggunakan kondom, terutama resiko tinggi seperti
pekerja seks komersial
3.
Sedapat mungkin menghindari transfuse darah yang tak
jelas asalnya
4.
Menggunakan alat-alat medis dan non medis yang terjamin
steril
2.6
Diagnosa keperawatan dan Interverensi
1.
Isolasi social yang berhubungan dengan perubahan status
mental
Ø
Tindakan/Intervensi
Mandiri
Tentukan persepsi pasien tentang situasi
Berikan waktu untuk berbicara pasien selama dan diantara aktivitas
perawatan. Tetap memberi dukungan. Mengusahakan verbalisasi. Perlakukan dengan
penuh penghargaan dan menghormati perasaan pasien.
Batasi atau hindari penggunaan masker, baju dan sarung tangan jika
memungkinkan, missal jika berbicara dengan pasien.
Dorongan adanya hubungan yang aktif dengan orang terdekat. Waspadai
gejala-gejala verbal atau non verbal, missal menarik diri, putus asa, perasaan
kesepian. Tanyakan pada pasien apakah pernah berpikir untuk bunuh diri.
Kolaborasi
Rujuk pada sumber-sumber, missal pelayanan social. Konselor dan
organisasi atau proyek AIDS (local atau nasional)
Ø
Rasional
Isolasi sebagian dapat mempengaruhi diri saat pasien tahut pebolakan atau
reaksi orang lain. Pasien mungkin akan mengalami isolasi fisik.
Mengurangi perasaan pasien akan isolasi fisik dan menciptakan hubungan
social yang positif, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri.
Membantu memantapkan partisipasi pada hubungan sosial. Dapat mengurangi
kemungkinan upaya bunuh diri. Indikasi bahwa putus as aide untuk bunuh diri
sering muncul : ketika tanda-tanda ini diketahui oleh pemberian pewarna. Pasien
umumnya ingin berbicara mengenai perasaan ingin bunuh diri, terisolasi dan
putus asa. Adanya system pendukung : dapat mengurangi perasaan terisolasi.
2.
Kelelahan yang berhubungan dengan Anemia
Ø
Tindakan/Intervensi
Mandiri
Kaji pola dan catat perubahan dalam proses berpikir/perilaku. Rencana
perawatan untuk menyediakan fase istirahat. Atur aktivitas pada waktu pasien
sangat berenergi. Ikutsertakan pasien atau orang terdekat pada penyusunan
rencana.tetapkan kebersihan aktivitas yang realisis dengan pasien.
Pantau responden psikologis terhadap aktivitas, missal perubahan TD, frekuensi
pernapasan atau jantung. Dorong masukan nutrisi (rujuk pada DK : nutrisi,
perubahan : kurang dari kebutuhan tubuh)
Kolaborasi
Berikan O2 tambahkan sesuai petunjuk.
Ø
Rasional
Berbagai factor dapat meningkatkan kelelahan, termasuk kurang tidur,
penyakit SSP, tekanan emosi dan efek samping obat-obatan/kemoterapi.
Periode istirahat yang sering sangat dibutuhkan dalam memperbaiki /
menghemat energi. Perencanaan akan membuat pasien menjadi aktif pada waktu
dimana tingkat energi lebih tinggi, sehingga dapat memperbaiki perasaan sehat
dan control diri.
Mengusahakan control diri dan perasaan berhasil. Mencegah timbulnya
perasaan frustasi akibat kelelahan karena aktivitas berlebihan
3.
Ansietas yang berhubungan dengan kurang terpanjan
informasi tentang penyakit dan pengobatan
Tindakan Intervensi
Ø
Mandiri
Jamin pasien tentang kerahasiaan dalam batasan situasi tertentu.
Pertahankan hubungan yang sering dengan pasien. Berbicara dan berhubungan
dengan pasien. Batasi penggunaan baju pelindung dan masker.
Berikan lingkungan terbuka dimana pasien akan merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan atau menahan diri untuk berbicara. Ijinkan pasien untuk
mengekpresikan rasa marah, takut, putus asa tanpa konfrontasi. Berikan
informasi bahwa perasaannya adalah normal dan perlu diekspresikan.
Identifikasi dan dorong interaksi pasien dengan system pendukung. Dorong
pengungkapan / interaksi dengan keluarga / orang terdekat.
Ø
Kolaborasi
Rujuk pada psikiatri (mis. Perawat spesialis klinis, psikiater, pekerja
social)
Ø
Rasional
Memberikan penentraman hati lebih lanjut dan kesempatan bagi pasien untuk
memecahkan masalah pada situasi yang diantisipasi.
Menjamin bahwa pasien tidak akan sendiri atau ditelantarkan, menunjuk
rasa menghargai dan menerima orang tersebut, membantu meningkatkan rasa percaya.
Membantu pasien untuk merasa diterima pada kondisi sekarang tanpa
perasaan dihakimi dan meningkatkan perasaan harga diri dan control.
Penerimaan perasaan akan membuat pasien dapat menerima situasi.
Mungkin perlu bantuan lebih lanjut dalam berhadapan dengan diagnosa /
prognosis, terutama jika timbul pikiran untuk bunuh diri.
4.
Kurang Pengetahuan Yang Berhubungan dengan kurang
terpajan informasi tentang penyakit dan pengobatan
Tindakan Intervensi
Ø
Mandiri
Tinjau ulang proses penyakit danm apa yang menjadi harapan di masa depan.
Tentukan tingkat ketergantungan dan kondisi fisik. Catat tingkat perawata
dan dukungan yang tersedia dari keluarga / orang terdekat dan kebutuhan akan
pemberi perawatan lainnya.
Tinjau ulang cara penularan penyakit.
Instruksikan pasien dan memberi perawatan mengenai control infeksi mis.
Tehnik membersihkan tangan bagi semua orang (pasien, keluarga dan pemberi
perawatan)
Pastikan bahwa pasien / orang terdekat dapat menunjukkan perawatan oral
dan gigi yang baik. Tinjau ulang prosedur sesuai petunjuk. Dorong perawatan
gigi regular.
Dorong aktivitas / latihan pada tingkat yang dapat ditoleransikan si
pasien.
Tekankan perlunya melanjutkan perawatan kesehatan dan evaluasi.
Ø
Rasional
Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi.
Membantu merencanakan jumlah perawatran dan kebutuhan penatalaksanaan
gejala dan juga kebutuhan akan sumber tambahan.
Mengoreksi mitos dan kesalahan konsepsi, meningkatkan keamanan bagi
pasien / orang lain.
Mengurangi penularan penyakit, meningkatkan kesehatan pada masa
berkurangnya kemampuan system imun untuk mengontrol tingkat flora.
Mukosa oral dapat dengan cepat menunjukkan komplikasi hebat dan
progresif. Penelitian menunjukkan bahwa 65% dari pasien penderita AIDS memiliki
bebrapa gejala oral. Oleh karena itu pencegahan dan intervensi awal adalah
penting.
Meningkatkan kerja sama dengan / peningkatan kemungkinan untuk sukses
dengan aturan terapeutik.
Mencegah / mengurangi kepenatan, meningkatkan kemampuan.
Merangsang pelepasan endorphin pada otak, meningkatkan rasa sehjahtera.
Memberi kesempatan untuk mengubah aturan untuk memenuhi kebutuhan
perubahan / individual.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
PMS (penyakit menular seksual)
merupakan penyakit yang terjadi pada umumnya. Terjadi pada alat kelamin dan
ditularkan melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang
sekitar alat kelamin, tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata., mulut,
saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya. Tidak semua PMS
menunjukkan gejala. Terkadang PMS tidak menunjukkan gejala sama sekali ,
sehingga kita tidak tahu kalau kita sudah terinfeksi. PMS dapat bersifat
asymptomatic (tidak memiliki gejala) baik pada pria maupun pada wanita. Beberapa
PMS baru menunjukkan tanda-tanda dan gejala berminggu-minggu, berbulan-bulan,
bahkan bertahun-tahun setelah terinfeksi.
Pada wanita, PMS bahkan tidak
terdeteksi. Walaupun seseorang tidak menunjukkan gejal-gejala terinfeksi PMS,
dan tidak mengetahui bahwa mereka terkena PMS, mereka tetap bisa menulari orang
lain. Orang terinfeksi HIV biasanya tidak menunjukkan gejala setelah
bertahun-tahun terinfeksi. Tidak ada seorangpun dapat menentukan apakah betul
atau tidak seseorang terinfeksi hanya berdasarkan penampilannya saja. Walaupun
orang tersebut mungkin terlihat sehat, mereka masih bisa menularkan HIV kepada
orang lain. Kadang orang yang suda terinfeksi HIV tidak sadar bahwa mereka
mengidap virus tersebut, karena mereka merasa sehat dan bisa tetap aktif. Hanya
tes laboratorium yang dapat menunjukkan seseorang telah terinfeksiHIV atau
tidak.
Tabel gejala umum PMS, antara lain:
Gejala
|
Perempuan
|
Laki-laki
|
Luka
|
Luka dengan atau tanpa rasa
sakit, disekitaralat kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh yang lain.
Tonjolan kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit di sekitaralat kelamin
|
|
Cairan tidak normal
|
Ciaran dari vagina bisa gatal,
kekuningan, kehijauan, berbau atau berlendir. Duhtubuh bisa juga keluar dari
anus
|
Cairan bening atau berwarna
berasal sari pembukaan kepala penis atau anus.
|
Sakit pada saat buang air kecil
|
PMS pada wanita biasanya tidak
menyebabkan sakit atau burning uration
|
Rasa terbakar atau rasa sakit
selama atau setelah urination terkadang diikuti dengan tubuh dari penis
|
Perubahan warna kulit
|
Terutama di bagian telapak tangan
atau kaki. Perubahan bisa menyebar ke seluruh bagiab tubuh
|
|
Tonjolan seperti jengger ayam
|
Tumbuh tonjolan seperti jengger
ayam di sekitar alat kelamin
|
|
Sakit pada bagian bawah perut
|
Rasa sakit yang muncul dan hilang,
yang tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran
reproduksi (infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam system reproduksi,
termasuk servik, tuba falopi, dan ovarium)
|
|
Kemerahan
|
Kemerahan pada sekitar alat
kelamin, atau diantara kaki
|
Kemerahan pada sekitar alat
kelamin, atau diantara kaki, kemerahan dan sakit di kntong zakar
|
Gelala lain
|
|
3.2 Saran
Penyakit menular seksual merupakan
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, oleh karenanya hal yang
paling amp[uh untuk menghindari terjadinya penyakit menular adalah tidak hubungan
seksual di luar nikah dan bergnti-ganti pasangan dalam hubungan seksual.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca semuanya. Makalah ini dibuat untuk memberikan gambaran kepada paa
pembaca tentang penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual dan bahayanya
bagi kesehatan manusia, khususnya kesehatan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
- Donald Mac, Gant, Cunningham, 1995. William Obstetrics. EGC ; Jakarta
- Price, A Sylviadan Wilson, M Lorrain.1995 Patofisiologi. EGC ; Jakarta
- Wiknjosastro, Prof.dr.Hanifa, SPOG.2002. Ilmu Kebidanan, edisi ketiga, cetakan keenam. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta
- Price, A Sylviadan Wilson, M Lorrain.1994. Buku 1 Patofisiologi edisi 4, konsep klinis proses-proses penyakit.EGC; Jakarta
- www. Google//penyakit menular seksual. Tanggal 5 April 2008. 15;50
- Marilyn, E. Doenges.1999. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC; Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar