Selasa, 27 Desember 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GONORE (GO)


                      ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GO


B. GONORE (GO)
ü  Definisi
Adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Neiserria gonorrhoeae. Ada masa tenggang selama 2 – 10 hari setelah kuman masuk kedalam tubuh melalui hubungan seks
-          Pada sekitar 50% penderita gonore, ditemukan infeksi trikomoniasis dan / atau klamidia yang menyertainya.
-          Cara penularan hampir semuanya melalui kontak seksual
ü  Insiden
-          30 50% kasus dengan strain yang resisten terhadap pengobatan PPNG (PenicillinaseProducing Neisseria Gonorrhoeae)
-          Diatas 0,5 – 7% pada wanita hamil
-          60 – 80% kasus adalah asimptomatik
ü  Patofisiologi
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar Skene, Bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita.
ü  Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan. Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan seringkali berupa kemandulan pada perempuan bias juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
ü  Komplikasi
-          Dermatitis
-          Artritis
-          Endokarditis
-          Mioperikarditis
-          Meningitis
-          Hepatitis

ü  Terapi
-          Sejak tahun 1940-an Gonore telah diobati dengan penisilin. Pengobatan dosis tunggal adalah dengan prokain penisilin G yang diberikan intra-muskular, atau ampisilin IM, kedua-duanya didahului dengan pemberian probenesid oral. Kini telah ditemukan di seluruh dunia strain yang resisten terhadap penisilin, namun dapat diatasi dengan beberapa rejimen, tergantung pada karakteristik pasien dan organisme yang mengin-feksinya. Ohat-obat non-penisilin yang lazim adalah spektinomisin atau seftriakson IM. Tetapi tidak satu pundi antara obat-obat itu yang dapat membasmi infeksi klamidia yang menyertainya. Rejimen dosis majemuk yang juga dapat mengatasi infeksi klamidia adalah tetrasiklin atau doksisiklin oral; jika tetrasiklin merupakan kontraindikasi maka dapat diberikan eritromicin.

C.     Chancroid, Limfogranuloma venerum, Granuloma Ingunale
-          Chancroid, limfogranuloma venereum, dan granuloma inguinale adalah tiga PHS bakterial yang tidak sering terjadi di Amerika Serikat tetapi sering di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan; te­tapi, dengan bertambahnya imigran dari Asia dan Amerika Selatan, maka insidennya juga ikut meningkat.
Chancroid atau chancre lunak ditandai de­ngan ulserasi genitaiia yang nyeri dan cepat tim-bulnya, disebabkan oleh Haemophilus ducreyi. Kelenjar limfe inguinalis dapat membengkak, meradang, dan supuratif (bubo). Komplikasinya berupa fimosis, striktur uretra, dan kerusakan ja-ringan ikat yang hebat. Pada tahun 1988, 5000 kasus dilaporkan di Amerika Serikat. (Depart­ment of Health and Human Services, 1989). Diag­nosis ditegakkan berdasarkan penemuan klinis, telah disingkirkannya PHS lainnya, dan jika memungkinkan identifikasi dan kulturorganisme dari eksudat. Pengobatan terdiri dari pemberian eritromisin 2 g/hari atau trimetoprim/sulfametoksasol (160 dan 800 mg) dua kali sehari seiama 10sampai 14 hari.
-          Granuloma Inguinale
Granulcma inguinale atau donovanosis ada­lah PHS granulomatosa kronik yang melibatkan kulit dan saluran limfatik daerah genitaiia dan anal. Diduga disebabkan oleh basil intraselular gram negatif yang ditemukan di dalam sel mo-nonuklear, dan disebut sebagai Calymmatobacterium granulomatis atau badan Donovan. Granuloma inguinale jarang terdapat di daerah beriklim sedang, tetapi tersebar luas pada beberapa daerah tropis dan subtropis. Diagnosis berdasarkan observasi klinis dari lesi granu­lomatosa yang cerah, berwarna merah seperti daging sapi, dan dipastikan dengan pemeriksaan mikroskopik yang menunjukkan badan Donovan. Pengobatan pilihan adalah tetrasiklin 2 g/hari selama 10 hari atau sampai lesi menyembuh.
-          Limfrogranuloma Veberum
Adalah penyakit menular seksual yang mengenal system pembuluh Limfe dan kelenjar Limfe terutama pada daerah genital, Inguinal, anus dan rectum.
Etiologi : Bakteri Clamydia trachomatis
Limfogranuloma venereum (LGV) adalah PHS kiamidia yang ditandai oleh lesi primer se-mentara yang diikuti dengan limfangitis supuratif dan komplikasi lokal yang serius seperti elefantiasis genitalia; striktura; dan fistula penis, uretra, serta rektum. LGV disebabkan oleh sejumlah Chlamydia trachomatis imunotipe tertentu, yang berbeda dengan tipe yang menyebabkan infeksi kiamidia non-LGV. Diagnosis LGV berdasarkan tes serologis positif atau identifikasi C. tra­chomatis serotipe LGV dari jaringan yang terinfeksi. Pengobatannya adalah dengan tetrasiklin 500 mg setiap 6 jam selama 10 sampai 14 hari.

D.    Infeksi Chlamydra Trochomatis
-          Infeksi klamidia pada traktus genitalia disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis
-          Infeksi  yang diinduksi oleh klamidia pada traktus genitalia wanita adalah servicitis, uretritis, salpingitis, perihepatitis (sindrom fitz-hogh-curtis) dan endrometritis.
v   Tanda dan gejala
Pada wanita :
a.             Keluarnya cairan dari alat kelamin atau keputihan encer berwarna putih kekuningan.
b.            Rasa nyeri di rongga panggul
c.             Perdarahan setelah hubungan seksual
Pada Laki-laki
d.            Rasa nyeri saat kencing
e.             Keluar cairan bening dari saluran kencing
f.             Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur darah.
v   Terapi
Pengobatan perlu untuk mencegah komplikasi serius dari infeksi klamidia; pasangan yang asimtomatik juga harus diobati, karena tingkat penularan antara pria dan wanita tinggi. Tetrasiklin adalah pengobatan pilihan. Preparat oral selama 10 hari bermanfaat efektif. Wanita hamil dan neonatus diobati dengan eritromisin.

2.3. Virus
  1. Herpes Genitalis
Adalah infeksi akut oleh herpes simpleks tipe I atau II yang ditandai adanya vesikel berkelompok di atas kulit yang eritmatosa yang mukokutan
-          Etiologi : Virus Herpes simpleks
-          Insiden : di AS 10 – 40 juta orang mengidap HSV-2
-          Tanda dan gejala :
- Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri pada sekitar alat kelamin
- Lemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu hilang sendiri.
- Gejala kambuhlagi seperti di atas namun tidak senyeri tahap awal bila ada factor pencetus (stress, hadi, minuman / makanan beralkohol) dan biasanya menetap hilang timbul seumur hidup.
-          Lesi-lesi herpes genitalis biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2 (HSV tipe 2) (75% sampai 80%), dan lesi-lesi herpes oralis biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV tipe 1) (20% sampai 25%). Cara penularan primernya adalah melalui kontak seksual. Secara klinis dibedakan infeksi herpes primer dan infeksi herpes rekuren.
Infeksi primer dimulai 2 sampai 20 hari setelah terpapar. Infeksi genitalia HSV tipe 1 dan 2 secara identik. Individu dengan riwayat lesi oral dan antibodi HSV tipe 1 cenderung untuk menderita  HSV tipe 2 yang tidak begitu berat. Infeksi primer dapat menimbulkan lesi atau gejala yang ringan atau tidak ada sama sekali. Tetapi, pada wanita, infeksi herpes genitalis primer seca­ra khas ditunjukkan oleh adanya vesikel tnultipel pada labia mayora dan minora, menyebar pada perineum dan paha, yang kemudian berlanjut menjadi tukak yang sangat nyeri.
-          Terapi
Tidak ada pengobatan yang membasmi HSV, terapi local untuk meredakan nyeri biasanya menolong. Asiklovir (antivirus) telah menunjukkan manfaat dalam memperpendek fase ulseratif dan lamanya virus bersembunyi, dan jika dipakai terus-menerus dapat mengurangi frekuensi penyembuhan.

  1. Kandiloma Akuminata
Adalah kutil pada daerah genetalia yang disebabkan oleh kuman papilomavirus (HPV), yaitu virus dari kelompok papova  yang berbeda dengan virus penyebab kutil pada umumnya.
ü  Tempat Infeksi biasanya pada daerah yang lembab
-          Urogenital
-          Perineum
-          Perianal
-          Frenulum
-          Sulkus koronarius
-          Sepanjang batang penis
-          Glands penis, dll
ü  Tanda dan Gejala
-          Adanya kutil yang berwarna coklat, merah muda atau putih
-          Satu kutil dapat tumbuh berlipat ganda seperti kembang kol
-          Iritasi local
-          Pruritus
-          Rasa terbakar
-          Ulserasi
-          Infeksi bakteri sekunder
ü  Pengobatan
Pengobatan kutil eksternal adalah dengan resin podofilin kaustik25%dalamtingtur benzoin, yang ditutulkan oleh dokter dan dibiarkan kering. Pengobatan ini paling efektif pada kutil lembab yang baru, tetapi bersifat iritatif lokal dan menim-bulkan rasa sakit, edema, dan ulserasi. Absorpsi sistemik dapat terjadi, terutama jika ditutulkan pada permukaan mukosa. Efek samping sistemik terdiri dari gangguan saluran cerna, takikardia, neuropati perifer, penyakit ginjal, koma dan ke-matian. Obat ini bersifat teratogen dan meru-pakan kontraindikasi absolut selama kehamilan. Daerah yang diobati hams dicuci bersih 4 sampai 6 jam setelah pemberian untuk membuang sisa-nya. Terapi-terapi yang lain adalah krioterapi, eksisi bedah, elektrokauterisasi, dan laser CO2. Tingkat kekambuhan dapat setinggi 33% karena infeksi laten pada kulit sekitar kutil. Penting sekali bagi pasien untuk terus berkunjung ke dokter supaya dapat dilakukan tindak lanjut dan pe-ngamatan terhadap timbulnya perubahan-peru-bahan keganasan.

  1. HIV / AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
-          AIDS adalah singkatan dari Aquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV..HIV sendiri adalah singkatan dari Human Immuno Virus. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis.
-          Etiologi
Human Immunodeficiency Virus (HIV), yaitu suatu retrovirus – RNA yang dapat menimbulkan disfungsi imunologi pada Limfosit T-4 Helper
-          Insiden / perkembangan Epidemiologi
Dalam studi kohort dari Lifson, 1989, pada pria homoseksual dan biseksual di California yang diketahui mempunyai HIV seropositif sebelum Januari 1981 (uji ini memakai sampel darah yang disimpan), ternyata 52% di antaranya mengidap AIDS pada tahun 1989. Diperkirakan 54% orang yang mempunyai HIV seropositif akan menderita AIDS dalam 10 tahun mendatang, 15% dalam 5 tahun. DaJam laporan Coolfiont pada tahun 1986, dinyatakan bahwa 2 juta individu di Amerika Serikat terinfeksi oleh HIV-1. Saat ini, factor risiko terkuat bagi perkembangan AIDS adalah waktu; semakin lama waktu berlalu, individu yang terinfeksi semakin mungkin menderita AIDS. Pada bulan April 1991, 164.000 penduduk Amerika Serikat te\ah didiagnosis mengidap AIDS. Akibatnya 102.802 orang telah meninggal.
Pada tanggal 29 Pebruari 1991, Negara bagian yang menduduki sepuluh peringkat teratas dalam jumlah pasien yang didiagnosis AIDS adalah sebagai berikut :
New York : 35.823
California : 31.566
Florida : 14.847
Texas : 11.901
New Jersey : 10.753
Puerto Rico : 5.305
Illinois : 4.938
Pennsylvania : 4.586
Georgia : 4.482
Massachusetts : 3.510
Kota New York terus menjadi sumber epidemic di Amerika Serikat. Kota-kota metropolitan yang paling banyak terjangkit adalah :
New York City, New York : 31.082
Los angeles, California : 11.062
San Fransisco, California : 9.717
Houston, Texas : 5.010
Washington, DC : 4.770
Miami, Florida : 4.509
Newark, Bew Jersey : 4.497
Chicago, Illinois : 4.170
Philadelphia, Pennnsylvania : 3.468
Atlanta, Georgia : 3.424

-          Patofisiologi
Pada awal tahun 1980, jelas terbukti bahwa AIDS adalah bentuk spektrum imunologis dan klinis yang paling ekstrim dari infeksi oleh HIV-1. Kasus AIDS mencerminkan adanya infeksi HIV
pada watctu jauh sebelumnya. Akhir-akhir ini cukup banyak yang kita ketahui tentang patologi dari HIV, dan ini banyak bermanfaat dalam usaha-usaha intervensi pengobatan, pengurangan risiko, dan perubahan perilaku. Agar usaha-usaha ini bisa berjalan efektif, perlu sekali untuk mengetahui imunopatogenesis dari HIV.
HIV yang dulu disebut sebagai HTLV-III {human T ceil lymphoiropic virus Tipe III) atau LAV (lymphadenopathy virus), adalah virus sitopatik dari famili retrovirus. Virus ini ditransmi­sikan melalui kontak seksual, darah atau produk darah yang terinfeksi, dan cairan tubuh tertentu, serta melalui perinatal. Virus tidak ditransmisikan melalui kontak biasa. Virus memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai mo-lekul CD4. Kelompok sel terbesar yang mempu­nyai molekul CD4 adalah limfosit T4. Sel-sel target lain adalah monosit, makrofag, sel dendrit, sel Langerhans dan sel mikroglia. Setelah me-ngikat molekul CD4, virus memasuki sel target dan melepaskan selubung luarnya. RNA retrovi­rus ditranskripsi menjadi DNA melalui transkripsi terbalik. Beberapa DNA yang baru terbentuk saling bargabung dan masuk ke dalam sel target dan membentuk provirus. Provirus dapat meng-hasilkan protein virus baru, yang bekerja menye-rupai pabrik untuk virus-virus baru. Sel target normal akan membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya, dan dalam proses ini provirus juga ikut menyebarkan anak-anaknya. Secara klinis, ini berarti orang tersebut terinfeksi untuk seumur hidupnya. Jika sel yang terinfeksi ini dipacu untuk memproduksi virus, demikian juga sel target (sel hospes) akan dirusak dan virus akan keluar darinya.
Masih belum jelas faktor-faktor apa yang men­jadi aktivator bagi produksi virus itu. MungKin sekali agen endogen seperti sitomegalovirus fCMV) atau virus Epstein-Barr (EBV) ikut berperan. MUngkin juga termasuk faktor-faktor lain seperti yang merusak sistem kekebalan.

-          Tanda dan Gejala
Sesudah terjadi infeksi virus HIV awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus. Tetapi gejala  yang muncul biasanya berupa :
-          Demam
-          Keringat malam
-          Sakit Kepala
-          Kemerahan di ketiak, paha / leher
-          Diare yang terus menerus
-          Penurunan berat bdan secara cepat
-          Batuk, dengan atau tanpa darah
-          Bintik ungu kebiruan pada kulit

-          Pemeriksaan Diagnostik
Ada dua pemeriksaan yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV-1. Yang pertama adalah ELISA (enzyme- linked immunosorbent assay), bereaksi terhadap anti­bodi yang ada dalam serum dengan memperli-hatkan warna yang lebih tua jika terdeteksi antibodi virus dalam jurrilah besar. Pemeriksaan ELISA mempunyai sensitifitas 93% sannpai 98% dan spesifitasnya S8% sampai 99% (Kuhnl, 1985). Tetapi hasil positif palsu (atau negatif palsu) dapat berakibat luar biasa, karena akibat -nya sangat serius. Oleh sebab itu, pemeriksaan ELISA diulang dua kali, dan jika keduanya me-nunjukkan hasil positif, dilanjutkan dengan pe­meriksaan yang lebih spesifik, yaitu Western blot. Pemeriksaan Western blot juga dilakukan dua kali. Pemeriksaan ini lebih sedikrt memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu. Lihat kotak di sebelah kanan mengenai keterangan untuk pembacaan hasil pemeriksaan ELISA dan Western blot. Jika seseorang telah dipastikan mempunyai seropositif terhadap HIV, maka dila­kukan pemeriksaan klinis dan imunologik untuk menilai keadaan penyakitnya, dan mulai dila­kukan usaha untuk mengendajikan infeksi.

-          Terapi Pengobatan
Sampai sekarang, nelum ditemukan cara pengobatan yang tuntas, saat ini yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan tubuhnya.
-          Cara agar terhindar dari HIV / AIDS
1.      Tidak berganti-ganti pasangan tetap dan menghindari hubungan seksual di luar nikah
2.      Menggunakan kondom, terutama resiko tinggi seperti pekerja seks komersial
3.      Sedapat mungkin menghindari transfuse darah yang tak jelas asalnya
4.      Menggunakan alat-alat medis dan non medis yang terjamin steril
2.6    Diagnosa keperawatan dan Interverensi
1.      Isolasi social yang berhubungan dengan perubahan status mental
Ø  Tindakan/Intervensi
Mandiri
Tentukan persepsi pasien tentang situasi
Berikan waktu untuk berbicara pasien selama dan diantara aktivitas perawatan. Tetap memberi dukungan. Mengusahakan verbalisasi. Perlakukan dengan penuh penghargaan dan menghormati perasaan pasien.
Batasi atau hindari penggunaan masker, baju dan sarung tangan jika memungkinkan, missal jika berbicara dengan pasien.
Dorongan adanya hubungan yang aktif dengan orang terdekat. Waspadai gejala-gejala verbal atau non verbal, missal menarik diri, putus asa, perasaan kesepian. Tanyakan pada pasien apakah pernah berpikir untuk bunuh diri.
Kolaborasi
Rujuk pada sumber-sumber, missal pelayanan social. Konselor dan organisasi atau proyek AIDS (local atau nasional)
Ø  Rasional
Isolasi sebagian dapat mempengaruhi diri saat pasien tahut pebolakan atau reaksi orang lain. Pasien mungkin akan mengalami isolasi fisik.
Mengurangi perasaan pasien akan isolasi fisik dan menciptakan hubungan social yang positif, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri.
Membantu memantapkan partisipasi pada hubungan sosial. Dapat mengurangi kemungkinan upaya bunuh diri. Indikasi bahwa putus as aide untuk bunuh diri sering muncul : ketika tanda-tanda ini diketahui oleh pemberian pewarna. Pasien umumnya ingin berbicara mengenai perasaan ingin bunuh diri, terisolasi dan putus asa. Adanya system pendukung : dapat mengurangi perasaan terisolasi.
2.      Kelelahan yang berhubungan dengan Anemia
Ø  Tindakan/Intervensi
Mandiri
Kaji pola dan catat perubahan dalam proses berpikir/perilaku. Rencana perawatan untuk menyediakan fase istirahat. Atur aktivitas pada waktu pasien sangat berenergi. Ikutsertakan pasien atau orang terdekat pada penyusunan rencana.tetapkan kebersihan aktivitas yang realisis dengan pasien.
Pantau responden psikologis terhadap aktivitas, missal perubahan TD, frekuensi pernapasan atau jantung. Dorong masukan nutrisi (rujuk pada DK : nutrisi, perubahan : kurang dari kebutuhan tubuh)
Kolaborasi
Berikan O2 tambahkan sesuai petunjuk.
Ø  Rasional
Berbagai factor dapat meningkatkan kelelahan, termasuk kurang tidur, penyakit SSP, tekanan emosi dan efek samping obat-obatan/kemoterapi.
Periode istirahat yang sering sangat dibutuhkan dalam memperbaiki / menghemat energi. Perencanaan akan membuat pasien menjadi aktif pada waktu dimana tingkat energi lebih tinggi, sehingga dapat memperbaiki perasaan sehat dan control diri.
Mengusahakan control diri dan perasaan berhasil. Mencegah timbulnya perasaan frustasi akibat kelelahan karena aktivitas berlebihan
3.      Ansietas yang berhubungan dengan kurang terpanjan informasi tentang penyakit dan pengobatan
Tindakan Intervensi
Ø  Mandiri
Jamin pasien tentang kerahasiaan dalam batasan situasi tertentu.
Pertahankan hubungan yang sering dengan pasien. Berbicara dan berhubungan dengan pasien. Batasi penggunaan baju pelindung dan masker.
Berikan lingkungan terbuka dimana pasien akan merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menahan diri untuk berbicara. Ijinkan pasien untuk mengekpresikan rasa marah, takut, putus asa tanpa konfrontasi. Berikan informasi bahwa perasaannya adalah normal dan perlu diekspresikan.
Identifikasi dan dorong interaksi pasien dengan system pendukung. Dorong pengungkapan / interaksi dengan keluarga / orang terdekat.
Ø  Kolaborasi
Rujuk pada psikiatri (mis. Perawat spesialis klinis, psikiater, pekerja social)

Ø  Rasional
Memberikan penentraman hati lebih lanjut dan kesempatan bagi pasien untuk memecahkan masalah pada situasi yang diantisipasi.
Menjamin bahwa pasien tidak akan sendiri atau ditelantarkan, menunjuk rasa menghargai dan menerima orang tersebut, membantu meningkatkan rasa percaya.
Membantu pasien untuk merasa diterima pada kondisi sekarang tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan perasaan harga diri dan control.
Penerimaan perasaan akan membuat pasien dapat menerima situasi.
Mungkin perlu bantuan lebih lanjut dalam berhadapan dengan diagnosa / prognosis, terutama jika timbul pikiran untuk bunuh diri.
4.      Kurang Pengetahuan Yang Berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit dan pengobatan
Tindakan Intervensi
Ø  Mandiri
Tinjau ulang proses penyakit danm apa yang menjadi harapan di masa depan.
Tentukan tingkat ketergantungan dan kondisi fisik. Catat tingkat perawata dan dukungan yang tersedia dari keluarga / orang terdekat dan kebutuhan akan pemberi perawatan lainnya.
Tinjau ulang cara penularan penyakit.
Instruksikan pasien dan memberi perawatan mengenai control infeksi mis. Tehnik membersihkan tangan bagi semua orang (pasien, keluarga dan pemberi perawatan)
Pastikan bahwa pasien / orang terdekat dapat menunjukkan perawatan oral dan gigi yang baik. Tinjau ulang prosedur sesuai petunjuk. Dorong perawatan gigi regular.
Dorong aktivitas / latihan pada tingkat yang dapat ditoleransikan si pasien.
Tekankan perlunya melanjutkan perawatan kesehatan dan evaluasi.
Ø  Rasional
Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
Membantu merencanakan jumlah perawatran dan kebutuhan penatalaksanaan gejala dan juga kebutuhan akan sumber tambahan.
Mengoreksi mitos dan kesalahan konsepsi, meningkatkan keamanan bagi pasien / orang lain.
Mengurangi penularan penyakit, meningkatkan kesehatan pada masa berkurangnya kemampuan system imun untuk mengontrol tingkat flora.
Mukosa oral dapat dengan cepat menunjukkan komplikasi hebat dan progresif. Penelitian menunjukkan bahwa 65% dari pasien penderita AIDS memiliki bebrapa gejala oral. Oleh karena itu pencegahan dan intervensi awal adalah penting.
Meningkatkan kerja sama dengan / peningkatan kemungkinan untuk sukses dengan aturan terapeutik.
Mencegah / mengurangi kepenatan, meningkatkan kemampuan.
Merangsang pelepasan endorphin pada otak, meningkatkan rasa sehjahtera.
Memberi kesempatan untuk mengubah aturan untuk memenuhi kebutuhan perubahan / individual.



BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
            PMS (penyakit menular seksual) merupakan penyakit yang terjadi pada umumnya. Terjadi pada alat kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin, tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata., mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya. Tidak semua PMS menunjukkan gejala. Terkadang PMS tidak menunjukkan gejala sama sekali , sehingga kita tidak tahu kalau kita sudah terinfeksi. PMS dapat bersifat asymptomatic (tidak memiliki gejala) baik pada pria maupun pada wanita. Beberapa PMS baru menunjukkan tanda-tanda dan gejala berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah terinfeksi.
            Pada wanita, PMS bahkan tidak terdeteksi. Walaupun seseorang tidak menunjukkan gejal-gejala terinfeksi PMS, dan tidak mengetahui bahwa mereka terkena PMS, mereka tetap bisa menulari orang lain. Orang terinfeksi HIV biasanya tidak menunjukkan gejala setelah bertahun-tahun terinfeksi. Tidak ada seorangpun dapat menentukan apakah betul atau tidak seseorang terinfeksi hanya berdasarkan penampilannya saja. Walaupun orang tersebut mungkin terlihat sehat, mereka masih bisa menularkan HIV kepada orang lain. Kadang orang yang suda terinfeksi HIV tidak sadar bahwa mereka mengidap virus tersebut, karena mereka merasa sehat dan bisa tetap aktif. Hanya tes laboratorium yang dapat menunjukkan seseorang telah terinfeksiHIV atau tidak.

Tabel gejala umum PMS, antara lain:
Gejala
Perempuan
Laki-laki
Luka
Luka dengan atau tanpa rasa sakit, disekitaralat kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh yang lain. Tonjolan kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit di sekitaralat kelamin
Cairan tidak normal
Ciaran dari vagina bisa gatal, kekuningan, kehijauan, berbau atau berlendir. Duhtubuh bisa juga keluar dari anus
Cairan bening atau berwarna berasal sari pembukaan kepala penis atau anus.

Sakit pada saat buang air kecil
PMS pada wanita biasanya tidak menyebabkan sakit atau burning uration
Rasa terbakar atau rasa sakit selama atau setelah urination terkadang diikuti dengan tubuh dari penis
Perubahan warna kulit
Terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan bisa menyebar ke seluruh bagiab tubuh
Tonjolan seperti jengger ayam
Tumbuh tonjolan seperti jengger ayam di sekitar alat kelamin
Sakit pada bagian bawah perut
Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi (infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam system reproduksi, termasuk servik, tuba falopi, dan ovarium)
Kemerahan
Kemerahan pada sekitar alat kelamin, atau diantara kaki
Kemerahan pada sekitar alat kelamin, atau diantara kaki, kemerahan dan sakit di kntong zakar
Gelala lain
  • Demam
  • Keringat malam
  • Sakit kepala
  • Kemerahan di ketiak, paha atau leher
  • Mencret yang terus-menerus
  • Penurunan berat badan secara cepat
  • Batuk, dengan atau tanpa darah
  • Bintik ungu kebiruan pada kulit

3.2 Saran
            Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, oleh karenanya hal yang paling amp[uh untuk menghindari terjadinya penyakit menular adalah tidak hubungan seksual di luar nikah dan bergnti-ganti pasangan dalam hubungan seksual.
            Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca semuanya. Makalah ini dibuat untuk memberikan gambaran kepada paa pembaca tentang penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual dan bahayanya bagi kesehatan manusia, khususnya kesehatan reproduksi.


DAFTAR PUSTAKA

  • Donald Mac, Gant, Cunningham, 1995. William Obstetrics. EGC ; Jakarta
  • Price, A Sylviadan Wilson, M Lorrain.1995 Patofisiologi. EGC ; Jakarta
  • Wiknjosastro, Prof.dr.Hanifa, SPOG.2002. Ilmu Kebidanan, edisi ketiga, cetakan keenam. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta
  • Price, A Sylviadan Wilson, M Lorrain.1994. Buku 1 Patofisiologi edisi 4, konsep klinis proses-proses penyakit.EGC; Jakarta
  • www. Google//penyakit menular seksual. Tanggal 5 April 2008. 15;50
  • Marilyn, E. Doenges.1999. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC; Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman Edyzz